Persaingan mobil listrik makin panas, bro! Di Indonesia, Nissan baru aja meluncurkan Kicks e-Power yang lumayan unik. Beda dari mobil listrik kebanyakan, Kicks justru pakai mesin bensin buat ngecas baterai, bukan langsung nggerakin roda. Jadi berasa nyetir mobil listrik, tapi isi bensinnya tetap di SPBU.

Nah, ternyata Nissan bukan pemain baru di dunia elektrifikasi. Mereka udah nyemplung sejak 1974, waktu ngenalin Laurel C130-EV yang dikembangkan bareng Prince Motor Company (yang akhirnya dibeli Nissan juga). Sekarang, mereka punya tiga teknologi elektrifikasi andalan. Yuk, kita bongkar satu-satu!

1. e-Powertrain – EV Murni, No Drama Mesin Bensin

Kalau kamu udah familiar sama Nissan Leaf atau Ariya, nah itu dia mobil listrik full EV dari Nissan. Semua sistem geraknya pakai motor listrik, tanpa campur tangan mesin bensin.
Teknologinya dibungkus dalam satu sistem yang terdiri dari:

Inverter: ubah arus DC jadi AC buat motor, dan sebaliknya waktu regen braking

Reduction Drive: semacam transmisi buat ngatur rotasi motor

Power Delivery Module: urus pengisian baterai dari berbagai sumber

Baterainya pakai lithium-ion model laminasi, ditanam di bawah lantai kabin. Fungsinya nggak cuma buat suplai energi, tapi juga jaga keseimbangan bobot mobil, apalagi karena mesin konvensional udah nggak ada.

2. FR Hybrid System (Intelligent Dual Clutch Control) – Hybrid, Tapi Gaya Nissan

Nah kalau ini bukan hybrid biasa. Sistem ini pernah dipakai di Nissan Serena S-Hybrid dan X-Trail T32 non-facelift. Yang bikin beda adalah kehadiran dua kopling—satu dari mesin, satu dari motor listrik.

Kalau mau jalan pakai listrik doang, kopling mesin dilepas, dan hanya motor listrik yang aktif.

Kalau dua-duanya aktif, sistem bisa bagi tenaga antara mesin dan motor, cocok buat akselerasi kencang.

Atau mesin bisa kerja jadi genset buat ngecas baterai sambil tetap bantu jalan.

Kelebihannya? Rasa berkendara mulus, tenaga tetap ngisi, dan bobot mobil lebih ringan karena part-nya lebih ringkas dibanding hybrid biasa.

3. e-Power – Rasa EV, Tapi Nggak Perlu Charging

Ini dia jagoan baru Nissan di Indonesia: e-Power. Teknologi ini bikin kamu serasa nyetir mobil listrik, tapi nggak perlu colok listrik sama sekali. Mesin bensin cuma buat ngecas baterai, motor listrik yang nggerakin roda.

Karakteristiknya:

Torsi instan kayak EV

Suara kabin senyap

Nggak perlu takut kehabisan daya di jalan karena cukup isi bensin

Baterainya kecil, jadi nggak berat kayak Leaf atau EV besar lainnya

Mobil-mobil yang pakai teknologi ini antara lain Nissan Kicks, Note, dan Serena versi e-Power. Cocok banget buat kamu yang pengen pengalaman mobil listrik tapi belum siap sama charging station yang masih jarang.

Penutup

Dengan tiga pendekatan beda ini—EV murni, hybrid konvensional, dan e-Power—Nissan bisa dibilang punya strategi elektrifikasi yang paling fleksibel. Mereka ngerti banget kalau setiap pasar punya kebutuhan unik, dan lewat e-Power, mereka ngajak orang buat pelan-pelan nyicipin sensasi mobil listrik tanpa harus ribet ngecas.

Gimana menurut kamu? Dari ketiga teknologi itu, mana yang paling pas buat kebutuhan harian kamu?